Ni sedikit info yang Alif ambil dari MyKhilafah.com..
Bolehkah Orang Kafir Menggunakan Kalimah Allah?
Penggunaan kalimah Allah ini telah pun wujud sebelum zaman Rasulullah SAW diutus lagi. Di Mekah sendiri ketika itu, orang-orang kafir Quraisy sudah pun menggunakan nama Allah di dalam kehidupan seharian mereka, baik semasa beribadat mahupun dalam sumpah mereka. Sehinggalah Muhammad diangkat menjadi Rasul, penyebutan kalimah Allah tetap menjadi kebiasaan mereka, baik oleh kafir Ahli Kitab mahupun kafir Musyrik. Namun hal ini tidak pernah dihalang oleh Rasulullah SAW. Sebaliknya apa yang dikecam oleh Rasulullah adalah perbuatan mereka yang mensyirikkan Allah dan tidak mahu beriman dengan Al-Quran. Dengan kata lain, yang menjadi perhatian Rasulullah adalah akidah dan juga sistem mereka yang rosak di mana telah berlaku penyimpangan dalam aqidah dan sistem yang mereka terapkan. Namun demikian, terdapat keadaan di mana Allah sendiri yang mengecam dan melaknat golongan kuffar ini apabila mereka telah menyalahgunakan dan meletakkan Allah di tempat yang salah.
(i) Penggunaan Yang Benar –
Terdapat banyak ayat Al-Quran di mana Allah tidak mengecam orang-orang kafir menggunakan namaNya, tapi apa yang dikecam oleh Allah adalah perbuatan mereka yang tidak beriman kepadaNya. Antaranya firman Allah,
“Dan Demi sesungguhnya! jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (orang-orang kafir), ‘Siapakah yang menciptakan mereka?’ sudah tentu mereka akan menjawab, ‘Allah’. Maka bagaimanakah mereka boleh dipalingkan (dari menyembah Allah)? Dan (Allah mengetahui) ucapan (Muhammad) yang berkata, Wahai Tuhanku! Sesungguhnya mereka ini adalah satu kaum yang tidak beriman!” [TMQ al-Zukhruf (43):87-88].
Firman Allah dalam ayat yang lain,
“Dan sesungguhnya jika engkau bertanya kepada mereka, ‘siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?’ tentu mereka akan menjawab, ‘Allah’, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)? [TMQ al-Ankabut (29):61].
Allah juga mengecam orang-orang kafir yang, walaupun meyakini Allah dan menggunakan kalimah Allah, tetapi menyekutukanNya. FirmanNya,
“Ingatlah! Untuk Allah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata, ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuk orang-orang yang berdusta dan sangat kufur. [TMQ al-Zumar (39):3].
Di dalam Sirah Ibn Hisyam, juga di dalam banyak hadis mengenai perjanjian Hudaibiyah di antara Nabi SAW dengan kafir Quraish, disebutkan bahawa, tatkala Quraish membuat perjanjian damai dengan Nabi SAW, antara wakil Quraish ialah Suhail bin Amru. Apabila Nabi SAW memerintahkan agar Ali k.w menulis di permulaan perjanjian kalimah ‘Bismillahirrahmanirrahim’, Suhail berkata, ‘Adapun Bismillah (dengan nama Allah), maka kami tidak tahu apa itu Bismillahirrahmanirrahim’. Maka Nabi SAW pun memerintahkan agar Ali memadam kalimah tersebut dan menggantikannya dengan ‘Bismikallahumma’ (dengan namaMu Ya Allah).
Banyak lagi nas lainnya yang menunjukkan bahawa orang-orang kafir boleh menggunakan nama Allah. Mafhum yang dapat diambil daripada nas-nas di atas adalah Islam tidak melarang penggunaan kalimah Allah oleh orang-orang kafir tetapi apa yang Allah larang adalah perbuatan orang-orang kafir yang tidak beriman dan menyekutukan Allah. Kesimpulannya, Islam tidak menghalang penggunaan kalimah Allah oleh orang-orang kafir tetapi dengan syarat ia hendaklah digunakan di dalam konteks yang benar yakni Allah sebagai Tuhan bagi semua manusia, alam semesta dan juga kehidupan. Umat Islam tidak seharusnya terus melenting apabila nama Allah digunakan oleh orang kafir, namun harus dilihat terlebih dahulu konteks penggunaannya. Bahkan dalam beberapa keadaan, penggunaan kalimah Allah oleh orang-orang kafir mendedahkan dan membuktikan lagi kesesatan kepercayaan agama mereka.
(ii) Penggunaan Yang Salah –
Sememangnya terjadi di zaman Rasulullah di mana nama Allah telah digunakan di dalam konteks yang salah oleh orang-orang kafir. Dan hal yang sama boleh berlaku pada bila-bila zaman/masa sekalipun. Firman Allah,
“Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampau dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, Isa anak Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimatNya) yang disampaikan kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh (dariNya). Maka berimanlah kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah mengatakan (Tuhan itu) tiga (‘trinity’)...” [TMQ an-Nisa(4):171].
Dalam ayat lain Allah menyebut, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘sesungguhnya Allah adalah al-Masih putera Maryam...” [TMQ Al Maidah (5):72].
Dalam ayat berikutnya (ayat 73) Allah menyebut,
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Bahawasanya Allah adalah salah satu dari yang tiga (trinity)’. Padahal tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa seksaan yang pedih”
Allah melarang sama sekali malah mencela mereka yang menggunakan namaNya dalam konteks yang salah yakni dengan menjadikanNya sebagai salah satu dari tuhan-tuhan. Walhal demi sesungguhnya Allah adalah satu-satunya Tuhan. Secara khusus di dalam ayat di atas, Allah mencela golongan Kristian yang menyebut atau menjadikan Allah sebagai salah satu dari tiga tuhan (trinity). Dan Allah sendiri akan mengazab mereka yang telah menyekutukan atau mengkufuriNya. Di dalam ayat lain, Allah turut melaknat orang-orang Yahudi yang menggunakan nama Allah dalam konteks yang salah,
“Orang-orang Yahudi berkata, “Tangan Allah terbelenggu” sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu” [TMQ Al Maidah (5):64].
Oleh yang demikian, jika ada orang-orang kafir yang menggunakan nama Allah, maka hal ini hendaklah diperhatikan terlebih dahulu konteks penggunaannya. Jika mereka menggunakan nama Allah untuk merujuk Allah sebagai Tuhan kepada semua manusia, alam dan kehidupan, maka benarlah adanya. Tetapi jika mereka menggunakan nama Allah untuk merujuk Allah sebagai bapa Al-Masih Isa anak Maryam, sebagai merujuk kepada berhala mereka atau menyekutukanNya, atau meletakkan Allah dengan sifat yang salah (seperti surah 5:64 di atas), maka kesemua ini adalah salah dan batil. Ukuran benar atau salah, atau boleh atau tidak bagi orang-orang kafir menggunakan kalimah Allah, semuanya hendaklah beristidlal kepada Al-Quran atau Sunnah, sebagai satu-satunya nas. Kita sama sekali tidak boleh menjadikan Perlembagaan Persekutuan sebagai dalil ‘boleh atau tidak’ orang-orang kafir menggunakan nama Allah. Bagi mahkamah kufur, sudah semestinyalah mereka akan berpegang kepada Perlembagaan kufur, tetapi bagi kita, Perlembagaan itu langsung tidak ada nilainya di dalam mengukur sesuatu hukum atau perbuatan. Kebenaran itu ada pada Al-Quran, bukannya pada Perlembagaan. Al-Quran dan Sunnahlah yang wajib menjadi nas, bukannya undang-undang ciptaan manusia! Justeru, apa sahaja keputusan mahkamah, baik berpihak kepada gereja atau kepada KDN, kesemuanya bukanlah ukuran kebenaran!
0 comments:
Post a Comment
pliz comment..